Warta Bulukumba - Di tengah hiruk-pikuk medan perang yang penuh ketegangan, keselamatan setiap prajurit bergantung pada lebih dari sekadar keberanian. Kini, inovasi teknologi menjadi pelindung tak terlihat bagi mereka di garis depan, dan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) membawa terobosan baru. Dengan pengembangan rompi antipeluru ringan berbahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP), para prajurit tak hanya terlindungi dari peluru, tetapi juga mampu bergerak lebih gesit di medan tempur.
Material inovatif ini menawarkan kekuatan setara baja, namun dengan bobot jauh lebih ringan, memberikan keseimbangan ideal antara perlindungan dan mobilitas. Inovasi dari Unhas ini menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi perisai yang tak hanya tangguh, tetapi juga cerdas, di tengah bara pertempuran.
Produk ini diklaim memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan rompi sejenis yang sudah beredar di pasaran.
Dikutip dari laman Unhas.tv, Dr. Muhammad Syahid, ST, MT, Ketua Departemen Teknik Mesin Unhas sekaligus inovator utama dalam proyek ini, menjelaskan bahwa fokus utama dari inovasi ini adalah penggunaan material yang lebih ringan namun tetap kuat.
“Saat ini, kebanyakan rompi antipeluru menggunakan baja dan teflar yang memiliki berat cukup signifikan. Tantangan kami adalah bagaimana mengurangi bobot material tersebut tanpa mengorbankan kekuatannya,” kata Syahid dalam acara Speak Up di Unhas TV pada Kamis, 12 September 2024.
Syahid mengungkapkan bahwa solusi yang diusulkan timnya adalah menggunakan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP).
"Material ini memiliki kekuatan mendekati baja, tetapi jauh lebih ringan, sehingga memudahkan penggunaan di lapangan," jelasnya.
Baca Juga: Seberapa canggih tank Merkava Zionis teroris IDF versus roket Al Yasin 105 Al Qassam Hamas?