Network
WartaBulukumba - Di dalam hening ruang operasi, seseorang terbaring lemah tanpa sadar saat tangan-tangan ahli bedah dengan hati-hati memasang implan otak, menyambungkan jaringan saraf dengan kecerdasan buatan. Sebuah chip Neuralink tersemat dalam lubang yang diciptakan oleh teknologi canggih. Sementara tubuhnya lemah, otaknya mulai bersinar dengan energi baru.
Apakah di masa depan, implan otak manusia menghubungkannya dengan dunia digital, memungkinkan akses tanpa batas ke pengetahuan? Ia menjadi titik temu antara teknologi dan manusia, membawa masa depan yang tak terduga?
Hal itu belum terjadi di dunia nyata namun perusahaan implan otak Elon Musk, Neuralink, telah menerima persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) AS untuk melakukan studi klinis manusia pertamanya.
Baca Juga: Pengakuan mengejutkan sejumlah ilmuwan terkait pertemuan dengan UFO
Chip dirancang untuk merekam dan merangsang aktivitas otak. Secara teori, mereka dapat digunakan untuk membantu pasien yang lumpuh mendapatkan kembali kendali atas tubuh mereka. Misalnya, mereka dapat digunakan untuk mengontrol anggota tubuh robot atau untuk membantu pasien berkomunikasi.
Neuralink telah mengerjakan chip otaknya selama beberapa tahun. Perusahaan telah menanamkan chip di sejumlah monyet, dan hasilnya menjanjikan.
Monyet-monyet itu dapat menggunakan pikiran mereka untuk mengendalikan kursor di layar komputer.
Baca Juga: Tim ilmuwan siap jawab 8 pertanyaan penting soal fenomena UFO dalam Rapat Umum NASA 31 Mei 2023
