Network
Warta Bulukumba - Tanpa disengaja, mereka bertemu dalam satu penerbangan. Dalam dua jam perjalanan tersebut, perbincangan yang awalnya biasa saja berubah menjadi diskusi serius. Tak disangka, keduanya menemukan bahwa mereka berbagi satu pemikiran besar: melawan oligarki! Hal ini diungkapkan Danny Pomanto terkait pertemuannya dengan Nurdin Abdullah.
"Saya pernah bertemu dengan beliau dalam satu pesawat selama dua jam. Kita bicara, menyatukan pikiran, dan ternyata pandangan kami sama, bahwa rakyat harus dipersatukan untuk berjuang. Jika tidak, oligarki akan masuk dan itu sama saja dengan penjajahan," ujar Danny Pomanto kepada awak media pada Selasa, 17 September 2024.
Pernyataan ini tak hanya menggetarkan publik, tetapi juga memunculkan spekulasi mengenai hubungan antara Danny dan Nurdin Abdullah dalam kontestasi politik Sulsel.
Baca Juga: Siap-siap! Pilkada Bulukumba 2024 butuh 684 Pengawas TPS
Meski Nurdin Abdullah, mantan Gubernur Sulsel, tidak secara terang-terangan mengumumkan dukungan kepada salah satu pasangan calon, perannya tetap terasa. Danny Pomanto mengungkapkan bahwa Nurdin memilih untuk bekerja di balik layar. Alih-alih menjadi ketua tim pemenangan, ia memilih menjadi penasihat.
Dalam percakapannya dengan Ketua PDI Perjuangan Sulsel, Andi Ridwan Wittiri, Nurdin menyatakan kesediaannya untuk membantu tanpa tampil di garis depan. Ia memilih untuk menjaga fokus pada keluarganya, terutama mendukung putranya, Uji Nurdin Abdullah, yang maju dalam Pilkada Bantaeng.
"Beliau mohon maaf karena tidak jadi ketua tim pemenangan. Fokusnya pada anaknya, tapi itu bukan berarti tidak terlibat. Beliau bergerak di belakang layar, menjadi penasihat dalam gerakan ini," jelas Danny.
Pengaruh Nurdin Abdullah terlihat lebih halus namun nyata. Loyalisnya, termasuk dari Luwu Raya dan komunitas Sabat Prof NA, mulai bergabung dalam upaya mendukung pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad.
