WartaBulukumba.Com - Di sebuah dusun kecil di pinggiran kota, terdengar suara lantunan ayat suci Al Quran yang merdu. Suara itu berasal dari seorang anak muda, seorang santri yang tengah duduk di serambi masjid. Ia membacakan ayat demi ayat dengan khusyuk, menghayati setiap kata yang terucap dari bibirnya. Di depan santri itu, tergeletak sebuah mushaf Al-Qur'an yang telah terlihat lusuh oleh waktu, namun tetap terjaga kebersihannya.
Mushaf itu bukan miliknya. Al-Qur'an itu adalah hasil dari sedekah seorang hamba Allah yang mungkin saja telah lama meninggal dunia. Namun, pahalanya terus mengalir seiring dengan ayat-ayat yang dibaca dan dihafal oleh santri ini, setiap hari.
Siapa sangka, sedekah kecil berupa mushaf Al-Qur'an bisa menjadi jembatan pahala yang tak pernah putus, mengalir tanpa henti dari dunia ke akhirat.
Baca Juga: Panrita Inklusi dan Relawan Gesit chapter Bulukumba memasyarakatkan Al Quran Isyarat
Kekuatan Sedekah yang Terus Mengalir
Sedekah, dalam ajaran Islam, adalah pemberian yang dilakukan dengan ikhlas untuk membantu sesama. Namun, tidak semua sedekah memiliki kekuatan yang sama.
Ada sedekah yang manfaatnya hanya terasa di dunia, dan ada pula sedekah yang manfaatnya terus mengalir bahkan setelah pemberinya telah tiada. Sedekah jenis ini dikenal sebagai "sedekah jariyah."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Salah satu amalan kebaikan yang pahalanya terus terbawa kepada si mayyit sampai ke alam kuburnya adalah sedekah dan mewariskan (mewakafkan) mushaf Al-Qur’an" (HR. Bukhari).