Warta Bulukumba - Bantaeng di awal September. Di tengah hijau bukit-bukit yang mengelilingi Desa Bonto Daeng, sesuatu yang berbeda sedang tumbuh. Bukan hanya padi yang menguning di ladang atau pepohonan kelapa yang menjulang di kejauhan, tapi sebuah mimpi besar sedang dirajut pelan-pelan di desa yang tenang ini, mimpi untuk menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045.
Pagi itu, Selasa, 3 September 2024, langit Bonto Daeng berwarna biru cerah. Di Balai Desa, pikiran dam diskusi melompat dengan segar. Wajah-wajah yang berseri-seri, sebagian dihiasi kerutan usia, sebagian lagi bersih muda dan penuh semangat.
Semua berkumpul mengikuti penyuluhan tentang pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebuah langkah awal untuk menata masa depan yang lebih baik.
Suasana semakin hidup ketika diskusi dimulai. Orang-orang mulai berbicara, ide-ide melompat dari satu mulut ke mulut lain seperti ikan-ikan kecil yang melompat di sungai, segar dan penuh energi.
Reformulasi Kebijakan Pemerintah
Tema yang diusung hari itu begitu kuat: "Reformulasi Kebijakan Pemerintah dan Konsep Ideal Pengembangan BUMDes Menjemput Indonesia Emas 2045", membawa angin segar ke desa yang berangin, memberikan harapan bahwa perubahan nyata bisa dimulai dari sini, dari desa kecil ini.
Kepala Desa Bonto Daeng, Rahman, S.E., M.M., berdiri di depan, wajahnya penuh dengan kebanggaan dan tekad.
“Potensi sumber daya alam desa kita sangat melimpah,” katanya dengan suara yang mantap namun penuh kehangatan.
"Pengembangan BUMDes bukan hanya tugas pemerintah desa, tapi tanggung jawab kita bersama, sebuah jalan menuju kemandirian dan kesejahteraan."