Innalillah, ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia

Tayang: 5 September 2024, 12:36 WIB
Penulis: Nurfathana S
Editor: Tim Warta Bulukumba
Arsip - Ekonom senior Faisal Basri. Ia meninggal dunia hari ini Kamis, 5 September 2024.
Arsip - Ekonom senior Faisal Basri. Ia meninggal dunia hari ini Kamis, 5 September 2024. /ANTARA/Dewa Wiguna/

Warta Bulukumba - Kabar duka menyeruak dari Jakarta. Faisal Basri, seorang ekonom senior yang juga dikenal sebagai politikus dengan pemikiran tajam, telah menghembuskan napas terakhirnya di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, tepat pada pukul 03.50 WIB, Kamis, 5 September 2024.

Berita itu datang seperti angin sepoi yang membawa pesan kesedihan mendalam, menggema di hati mereka yang mengenalnya—mengabarkan perginya seorang tokoh yang selama ini menjadi penerang dalam dunia ekonomi dan politik tanah air.

“Mohon doanya semoga Rahimahullah diberikan tempat terbaik di Jannatul Firdaus, diampuni segala khilafnya, dilapangkan kuburnya, diterima amal ibadahnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan,” ujar seseorang mewakili pihak keluarga, mengiringi kepergian sang tokoh dengan doa yang tulus.

Faisal Basri bukan sekadar nama yang berlalu begitu saja dalam lembar sejarah Indonesia. Ia lahir pada 6 November 1959, di sebuah keluarga yang tidak asing dengan dunia politik. Sebagai keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik, darah kebangsaan sudah mengalir dalam nadinya sejak muda.

Baca Juga: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dijadwalkan 4 hari: Ternyata sudah lama direncanakan tapi sempat batal

Berani Mengkritik Kebijakan Pemerintah

Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat memandang Faisal Basri sebagai sosok yang berani menyampaikan pandangan dan kritik mengenai kebijakan publik.

"Bang Faisal sebagai peneliti dan insan akademik yang jujur dan tegar berjuang menyampaikan pandangan, masukan dan kritik, terlebih untuk perihal kebijakan publik yang mencederai keadilan sosial," kata Budi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Bagi Budi, Faisal merupakan sosok dosen pembimbing mentor yang mendukungnya menekuni karir di industri keuangan.

"Saya hanya menambahkan kesaksian bahwa Bang Faisal Basri orang baik. Beliau tidak hanya dosen pembimbing dan mentor yang sangat berjasa memasukkan saya di Bahana Sekuritas tahun 1997 sehingga menekuni karir di industri keuangan," ujarnya.

Baca Juga: Perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke Asia dimulai di Indonesia

Ia juga menuturkan Faisal tidak hanya mengajarkan berpikir analitis dan terapan tapi juga cara menulis yang baik.

Ia menyampaikan dukacita mendalam atas kepergian Faisal Basri, seorang ekonom senior dari Universitas Indonesia yang juga merupakan salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

"Bang Faisal saat menjadi kepala LPEM FEUI menyetujui pinjaman dana untuk saya sebagai karyawan. Terus terang uang itu saya gunakan untuk menikah. Alhamdulillah sudah saya lunasi," tuturnya.

Baca Juga: 7 situs web gratis untuk mengubah ukuran dan format file dokumen: Cara efektif dalam pendaftaran CPNS 2024

Pernah Mencalonkan Diri Sebagai Calon Kandidat Gubernur Jakarta

Faisal Basri, analis ekonomi dan aktivis politik yang selama ini dikenal kritis dan selalu menjaga jarak dengan kekuasaan, pernah mencalonkan sebagai kandidat Gubernur Jakarta.

Melalui jalur independen, Faisal dan pasangannya Biem Benyamin, resmi mendaftar sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sabtu, 11 maret 2012 silam.

Faisal Basri mengatakan, dia bersedia dicalonkan sebagai kandidat 'orang nomor satu' di Jakarta dari jalur independen, karena menyadari ini merupakan momentum yang tepat di tengah sikap masyarakat yang disebutnya jengah terhadap perilaku partai politik.

"Kesadaran bahwa (jalur independen) ini adalah momen yang mungkin tidak dua kali datangnya, tatkala keyakinan masyarakat terhadap partai-partai mencapai titik nadir, kemudian solusi-solusi yang ditawarkan makin radikal," kata Faisal Basri dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis, 2 Februari 2012 silam.

Jejak Karir Faisal Basri

Berikut selintas jejak perjalanan karir Faisal Basri, dikutip dari Pikiran-rakyat.com.

Dengan tekad yang kuat, ia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, di mana ia memperoleh gelar sarjana pada tahun 1985. Tak berhenti di situ, ia melanjutkan langkahnya ke negeri seberang, menimba ilmu di Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Arts di bidang Ekonomi pada tahun 1988.

Seiring berjalannya waktu, Faisal tak hanya dikenal sebagai seorang akademisi. Ia adalah seorang pemikir yang berani melangkah ke dunia politik, mendirikan Majelis Amanah Rakyat (Mara) yang menjadi benih bagi kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN).

Jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal di PAN memperlihatkan sisi lain dari dirinya—seorang ekonom yang tidak hanya berbicara di balik meja akademik, tetapi juga seorang pejuang di gelanggang politik. Pada tahun 2011, ia bahkan berani menantang arus dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta melalui jalur independen, bersanding dengan Biem Benyamin. Meski akhirnya takdir berkata lain dan suara rakyat memilih Jokowi, langkahnya tetap meninggalkan jejak yang tak mudah dilupakan.

Jejak karier Faisal begitu kaya warna. Dimulai sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1981, ia membawa semangat baru dalam mengajar mata kuliah seperti Ekonomi Politik dan Ekonomi Internasional. Kiprahnya meluas, dari menjadi peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI, hingga berbagai posisi strategis di kampus maupun dalam proyek-proyek nasional dan internasional.

Ia adalah salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef), lembaga yang menjadi rujukan dalam banyak kajian ekonomi di negeri ini. Faisal juga tak pernah lelah mengabdikan diri dalam berbagai tim penelitian, redaksi jurnal, hingga lembaga-lembaga pemerintahan, seperti Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).

Kini, Faisal Basri telah berpulang, meninggalkan dunia yang ia warnai dengan pikiran-pikiran kritis dan kontribusi yang tak terhingga.

Ia pergi dengan tenang, meninggalkan kita dengan pemikiran-pemikiran yang akan terus hidup, menginspirasi, dan membimbing generasi mendatang. Dunia boleh berduka, tetapi warisan intelektual dan keberaniannya akan terus menyala. Selamat jalan, Faisal Basri. Semoga Tuhan menyambutmu dengan pelukan penuh kasih di surga-Nya yang paling indah.***


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub