Telusur 'Pasang Ri Kajang' komunitas adat Ammatoa di Bulukumba, ternyata memuat banyak pesan buat pemimpin

- 12 November 2022, 21:34 WIB
Ilustrasi salah satu tradisi  komunitas adat Ammatoa di Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Ilustrasi salah satu tradisi komunitas adat Ammatoa di Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan /Tangkapan layar YouTube Sidul Tube

Konjo datang dari rumpun Bahasa Makassar dan Bugis yang digunakan sehari-hari di Kajang.

Dalam makalah berjudul "Komunitas Adat dan Pasang Ri Kajang" yang ditulis oleh mendiang budayawan Bulukumba, Muhammad Arief Saenong, Pasang Ri Kajang menurut Mas Alim Katu adalah berarti Pesan, Amanat atau Ajaran di Kajang.

Baca Juga: Pancasila sudah ada di Bulukumba ribuan tahun silam dalam tradisi demokrasi Ammatoa Kajang

Uniknya, Pasang Ri Kajang tidak pernah didokumentasikan oleh komunitas adat Ammatoa ke dalam bentuk teks apapun. Jadi Pasang Ri Kajang hanya dihafalkan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Bila saja Pasang Ri Kajang dipindahkan ke dalam bentuk tulisan maka akan membutuhkan jumlah halaman yang luar biasa banyaknya.

Minimal dibutuhkan 10.000 halaman. Hanya orang-orang tertentu pula dalam Komunitas Ammatoa yang dapat menghapal Pasang Ri Kajang.

Ihwal Pasang Ri Kajang dari berbagai sisi, bisa kita telusuri dalam sejumlah literatur.

Baca Juga: Mengenal pola hidup unik Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulsel

Salah satu di antaranya yaitu buku yang ditulis Yusuf Akib berjudul “Ammatoa Komunitas Berbaju Hitam”, diterbitkan Pustaka Refleksi pada tahun 2008.

Anda juga bisa menemukannya dalam buku "Tasawuf Kajang” karya Mas Alim Katu, tahun 2005, penerbit Lephas.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x