WartaBulukumba - Bulukumba beruntung memilikinya sebagai seorang muballigh, cendekiawan muda dan penulis puluhan buku yang konsisten dalam tekad membumikan Al Quran.
Adanya sebuah sistem dan lembaga pengelolaan zakat yang profesional di Bulukumba merupakan salah satu obsesinya.
Cukup langka seorang muballigh bisa menggeluti dunia dakwah pada ragam dimensi seperti Muhammad Yusuf Shandy.
Baca Juga: Menyibak Bulukumba Toa 1900-1911 dari catatan antropolog Belanda
Dinukil dari buku "Inspiring Bulukumba" yang ditulis Alfian Nawawi, penerbit Mafazamedia, tahun 2014, muballigh dari Bulukumba yang pernah menjadi penterjemah Bahasa Arab dalam Program kabar Dunia TV ONE ini tidak ingin membeku pada dakwah konvensional seperti di mesjid, majlis taklim dan pengajian saja.
Semangatnya pun dengan mudah dapat dijumpai melalui dakwah di radio, media online dan buku-buku. Rupanya, kepak sayap spiritual dan intelektualnya telah mencetaknya sebagai seorang muballigh kontemporer.
Berprofesi sebagai muballigh, dosen, penulis, aktivis sosial dan jurnalis. Dengan wajahnya yang cemerlang dan selalu penuh senyum, ia telah menulis lebih dari 30 judul buku.
Beberapa buku karya tulis dan karya terjemahannya yang terkenal, antara lain: