Pengangguran besar-besaran akan melanda? Goldman Sachs prediksi 300 juta pekerjaan digantikan otomatisasi AI

- 31 Maret 2023, 16:53 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI) ///Freepik/rawpixel.com

WartaBulukumba - Dunia tersentak saat Elon Musk dan sekelompok pakar kecerdasan buatan dan eksekutif industri menyerukan jeda enam bulan dalam mengembangkan sistem yang lebih kuat dari produk OpenAI yang baru diluncurkan, dalam sebuah surat terbuka yang mengutip potensi risiko bagi masyarakat.

Seberapa bahaya Artificial Intelligence sehingga telah memunculkan ketakutan di sana-sini dan justru bagi para pendirinya sendiri? 

"Sistem AI yang kuat harus dikembangkan hanya setelah kami yakin bahwa efeknya akan positif dan risikonya dapat dikelola," kata surat yang dikeluarkan oleh Future of Life Institute, dikutip dari Reuters pada Kamis, 30 Maret 2023.

Baca Juga: AI kian 'mengerikan' picu grup advokasi AS meminta FTC menghentikan rilis OpenAI GPT-4

Organisasi nirlaba ini terutama didanai oleh Musk Foundation, serta kelompok Founders Pledge yang berbasis di London, dan Silicon Valley Community Foundation, menurut daftar transparansi Uni Eropa.

"AI membuat saya stres," kata Elon Musk awal bulan ini. Padahal dia adalah salah satu pendiri pemimpin industri OpenAI dan pembuat mobilnya Tesla menggunakan AI untuk sistem autopilot.

Awal bulan ini, OpenAI yang didukung Microsoft meluncurkan iterasi keempat dari program AI GPT (Generative Pre-trained Transformer), yang telah memukau pengguna dengan melibatkan mereka dalam percakapan seperti manusia, membuat lagu, dan meringkas dokumen panjang.

Baca Juga: Apakah puisi, cerpen dan esai yang dihasilkan AI bebas plagiarisme? Ini jawaban ChatGPT

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x