Warta Bulukumba - Di bawah langit Kolaka yang senyap, Nurdin dan Rana, sepasang suami istri asal Bulukumba, menjalani hari-hari mereka dengan harapan sederhana—mencari nafkah di tanah seberang. Setiap langkah di kebun, setiap hasil panen, adalah perjuangan untuk masa depan yang lebih baik. Pada suatu pagi yang sepi, langkah mereka terhenti, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat di kampung halamannya, Padangloang.
Pada Selasa pagi, 17 September 2024, suasana duka merubung Padangloang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba.
Dua peti jenazah tiba, membawa pulang Nurdin (54) dan Rana (44), pasangan suami istri yang menjadi korban dalam sebuah tragedi di Desa Sani-sani, Samaturu, Kolaka.
Kehadiran mereka kali ini dalam keheningan abadi, sementara keluarga dan kerabat tak mampu menahan kesedihan yang membuncah.
Di pelataran rumah yang sederhana, isak tangis menggema di antara keluarga. Rasa kehilangan begitu mendalam, membayangi setiap langkah mereka yang baru saja menerima kepulangan orang-orang tercinta dalam bentuk yang tak lagi bernyawa.
Emosi bercampur haru memenuhi udara pagi, mengiringi pertemuan terakhir ini. Nurdin dan Rana akan dimakamkan bersama dalam satu liang lahat, di belakang rumah mereka, setelah sholat dhuhur.
Jasad Nurdin dan Rana ditemukan pada Senin, 16 September 2024, sekitar pukul 10.00 Wita di tengah kebun, dekat kediaman mereka di Desa Sani-sani, Samaturu, Kolaka.
Baca Juga: Narkoba lagi! Polres Bulukumba ringkus dua warga Kindang pemilik puluhan saset sabu