Network
Warta Bulukumba - Senja melukis langit Bulukumba dengan semburat keemasan, menimpa dinding megah Gedung Pinisi yang menjulang anggun di jantung kota. Di puncaknya, replika perahu pinisi berdiri bak kapal penjelajah masa, berlabuh di ketinggian, menyatukan angin laut dan gema sejarah.
Anak-anak muda berdiri di tepian, menjadikan langit senja sebagai kanvas untuk swafoto. Setiap jepretan kamera menangkap lebih dari sekadar gambar—ia menyimpan kebanggaan, harmoni antara arsitektur modern dan warisan leluhur yang tak pernah usang, di mana tradisi bersanding mesra dengan kemajuan.
Setiap pagi, matahari baru saja naik ketika Gedung Pinisi mulai menggerakkan denyut aktivitas baru. Berdiri megah di pusat kota, gedung ini mengusung konsep futuristik yang mencerminkan visi pemerintahan modern. Lantai 4 gedung terbuka sebagai food court, menghadap pemandangan kota, sementara perahu Pinisi—ikon kebanggaan masyarakat Bulukumba—menjulang sebagai simbol keabadian sejarah dan kejayaan maritim.
Sejak Senin, 15 Januari 2024 lalu, delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) resmi mulai berkantor di gedung ini. Namun, bukan sekadar kantor, Gedung Pinisi dirancang sebagai simbol efisiensi dan inovasi dalam pelayanan publik.
Baca Juga: Peringatan Hari Tani Nasional 2024 di Salassae Bulukumba: Pesan dari 'Daulat Ruang, Daulat Rakyat'
Insiden Replika Pinisi Terbakar
Replika pinisi yang berdiri kokoh di atas Gedung Pinisi terbakar pada Selasa 3 September 2024 sekitar pukul 01.00 WITA dini hari. Untung saja, dengan kesigapan warga dan aparat Satpol PP dan Damkar, kobaran api cepat dipadamkan pada saat itu juga.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba mengambil langkah serius untuk memaksimalkan pengawasan terhadap aktivitas di puncak Gedung Pinisi. Hal itu dilakukan pasca insiden kebakaran kecil yang terjadi di lambung kapal yang menjadi ikon gedung ini.
Kepala Bidang Humas Diskominfo Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad, menyatakan bahwa pengelola Gedung Pinisi akan memperketat pengawasan sebagai langkah antisipasi dini. Ia juga menjelaskan bahwa lambung kapal pinisi yang terbakar sebagian besar terbuat dari kayu berkualitas.
